Berhubung saya PJ kegiatan, otomatis saya mondar-mandir ke
dua lokasi kegiatan. Kegiatan pertama diskusi Rimotevi dg warga di masjid dan
menonton film untuk anak-anak shelter di perpustakaan. Nah siang itu, salah
satu relawan Komunitas Jendela, Szasza, yang bertugas dg Rimotevi melakukan livetweet. Seperti apa diskusi saat itu,
ini dia tweet kegiatannya:
Yeay! Acara
Sarasehan Bersama komunitas Jendela dan @rimotevi di Shelter Gondang 1 sudah
dimulai :)
Kak
@marismanise menampilkan foto2 keg. Jendela bersama adik2 Shelter Gondang 1
slama setahun ini :) laporan ke orang tua adik2 :D
Setelah kak @marismanise cerita kegiatan Jendela, kakak2 @rimotevi
mulai mengajak 'ngobrol' orangtua dr adik2 Shelter Gondang 1
Seru nih! kakak2 @rimotevi lempar wacana > Televisi, teman atau
lawan?
Orang tua yg datang, yang kebanyakan ibu2 ini antusias sekali menjawab
pertanyaan tadi :)
Teman para anak2, ketika TV menayangkan pengajian. Berita jika beritanya positif. Pangkur Jenggleng krn budaya, dsb
Lawan para anak, ketika TV menayangkan berita kekerasan, sinetron, beberapa kartun yg muatannya tidak layak utk anak, dsb
Kapan biasanya anak nonton TV? Pagi, sore, malam. Padahal idealnya 2 jam/hari, jika lebih dr 4-5 jam akan menunjukan masalah emosi. :o
Selain masalah emosi, anak2 pun jd kurang bergerak/mengalami gangguan motorik. Padahal otak-otot anak2 perlu dilatih agar berkembang.
Dan tidak dapat dielakkan anak2 yg merupakan 'pengcopy' yg baik jadi mudah meniru tayangan2 yg buruk.
Mau tidak mau, TV memang menarik krn tanpa memerlukan pemikiran, siapa saja bisa nonton TV. Beda dg internet, koran, majalah
Karena itu kita perlu LITERASI MEDIA, pengetahuan & kemampuan utk akses,analisis,evaluasi,produksi pesan komunikasi dlm berbagai bentuk
![]() |
Suasana diskusi bersama Rimotevi. Foto oleh Mentari |
Cara kerja TV: penonton banyak > rating tinggi > iklan banyak. Nah, siapa yg untung?
Th 2010,berita Merapi di TV yg bbagai macam mnimbulkan kecemasan2 tidak tepat.Artinya kita perlu waspada dg tayangan2 tmasuk berita
Nah, ada 5 pedoman dasar literasi media agar kita kritis thd media, agar tidak 'terjebak' kecemasan/perasaan/sangka yg tidak tepat
1. Tayangan di media adl buatan,sebagian besar direkayasa,bahkan berita pun dibuat sedemikian rupa shg kita terpengaruh&percaya adanya
2. Tayangan TV adl representasi dr realitas yg mengandung nilai2. Kita perlu mengerti bagaimana 'menyaring' nilai2 tsb
3. Ada teknik2 ttentu utk menarik perhatian pemirsa, makanya kita bisa terharu, marah, dsb. Hati-hati terbawa suasana :D
4. Tayangan yg sama dapat bermakna berbeda jika dilihat oleh orang yg berbeda.
5. Media massa btujuan cari UNTUNG. Nah, waspada lah kita agar tidak menguntungkan mereka dan malah merugikan diri
... dg LITERASI MEDIA diharapkan dapat membatasi dan mengontrol tayangan yg kita konsumsi
![]() |
Suasana di dalam perpustakaan. Foto oleh Mentari |
Tepat pukul 05.30 acara selesai, setelah shalat magrib
berjamaah. Kami pun pamit pulang. Saya dan Jendelist memutuskan makan malam
bareng dulu. Selesai makan, salah satu
relawan, Mentari K bercerita, “Ini buat semangat kita semua. Tadi pas selesai
acara, aku bilang sama salah satu Ibu: ‘Ibu terimakasih sudah datang ke acara
kami hari ini’ . Eh si Ibu malah bilang gini: ‘Justru saya yang berterimakasih
mbak. Sejak ikut Jendela anak saya jadi suka baca buku dan rajin belajar. Terus
Ibu yang itu, anaknya dapat rangking 3 dan sering pinjam buku di sekolahnya”
Malam itu, saya menitikkan air mata ketika mendengar cerita
Mentari. Perjuangan saya dan teman-teman untuk ‘menghidupkan’ perpustakaan
shelter selama hampir setahun, mulai dari tak ada anak shelter samasekali, ruangan
perpustakaan yang selalu diberantakan dg mainan tanpa disentuh buku-bukunya, masalah
relawan yang hanya sedikit berkomitmen, hingga ada beberapa anak shelter yang
aktif mengikuti program yang kami tawarkan setiap minggunya, akhirnya
membuahkan hasil meski itu hanya terjadi di kehidupan beberapa anak shelter.
Tapi bagi saya dan relawan Komunitas Jendela, ini adalah capaian yang luar biasa
mengingat kami bekerja hanya bermodalkan niat baik dan semangat untuk berbagi.